Keanekaragaman Tanaman Obat di Wilayah Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat

Keanekaragaman Tanaman Obat di Wilayah Jangkang
Keanekaragaman Tanaman Obat di Wilayah Jangkang. Dok. Maliki.


Peneliti: Drs. Herys Maliki
Tanggal rilis: 21 Juni 2025


Pendahuluan

Wilayah Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menyimpan kekayaan hayati berupa tanaman obat tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Dayak. Namun, kekayaan ini kini menghadapi ancaman serius. Kerusakan ekosistem akibat ekspansi perkebunan sawit dan kegiatan pertambangan mempercepat kepunahan spesies tanaman obat yang langka.


Baca Valuasi Wilayah Adat Taman Sunsong: Kajian Ekonomi-Lingkungan


Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mendokumentasikan jenis-jenis tanaman obat yang masih bertahan,

2) Mengidentifikasi ancaman dan penyebab kelangkaan,

3) Mengusulkan strategi pelestarian yang dapat dilakukan bersama komunitas lokal dan tenaga kesehatan.

Menjaga keanekaragaman tanaman obat bukan semata untuk pelestarian lingkungan, melainkan juga demi mempertahankan warisan budaya dan alternatif penyembuhan yang tetap relevan hingga kini.


Baca Pengakuan Hutan Adat Tawang Panyai dan Dampak Sosial-Ekonomi di Tapang Sambas


Metodologi

Pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui:

1) Wawancara mendalam dengan para ahli pengobatan tradisional Dayak (dukun lokal),

2) Observasi langsung terhadap jenis tanaman di lapangan,

3) Studi pustaka terkait biodiversitas dan pengobatan tradisional.


Penelitian dilaksanakan selama bulan April - Mei 2025 di berbagai lokasi di wilayah Jangkang, Sanggau.


Baca Kaya Batubara tapi Krisis Energi di Kalimantan


Hasil dan Pembahasan

1. Ancaman terhadap Keanekaragaman Tanaman Obat

Gangguan serius terhadap ekosistem hutan terjadi akibat pembukaan lahan skala besar dan eksploitasi sumber daya alam. Aktivitas ini telah menghilangkan banyak habitat asli tanaman obat. Kerusakan ini bersifat jangka panjang dan memerlukan waktu puluhan tahun untuk pemulihan secara alami. Banyak tanaman langka yang kini hanya bisa ditemukan di lokasi-lokasi terpencil atau tidak lagi ditemukan sama sekali.


2. Peran Pengobatan Tradisional Dayak

Di tengah keterbatasan akses layanan kesehatan modern, masyarakat Dayak masih menggantungkan harapan pada pengobatan tradisional. Para dukun lokal memiliki pengetahuan turun-temurun tentang ramuan herbal yang terbukti manjur untuk berbagai penyakit. Bahkan, Puskesmas setempat masih melibatkan mereka dalam penanganan kasus-kasus yang tidak kunjung sembuh secara medis.


Pengobatan ini tidak sekadar berbasis sugesti atau doa, melainkan mengandalkan kekuatan bahan aktif alami dalam tanaman yang digunakan. Pengetahuan ini belum banyak terdokumentasi secara ilmiah.


Baca Nenas Krayan Manis dan Faktor-faktor Penyebabnya


3. Jenis Tanaman Obat dan Kegunaannya

Beberapa tanaman obat yang masih ditemukan di wilayah Jangkang antara lain:

1) Air akar kuning: Obat sakit perut.

2) Talas hutan warna merah: Menetralisir bisa gigitan binatang.

3) Rumput hutan: Mengatasi gatal-gatal.

3) Jerangau: Penawar racun dan menghentikan keracunan.

4) Pucuk daun (simpur, cengkodok, laban): Dihaluskan dan digunakan untuk menghentikan pendarahan akibat luka.

5) Bunga tanah/tai cacing tanah: Juga efektif menghentikan pendarahan.

Tanaman-tanaman ini dipanen secara selektif oleh para dukun dan hanya digunakan seperlunya untuk menjaga keberlanjutan alam.


Baca Prof. Sosilawaty Investigates the Biodiversity of Traditional Medicinal Plants in the Hutan Pendidikan Hampangen


4. Kerja Sama dengan Puskesmas

Puskesmas di wilayah Jangkang menjalin kolaborasi unik dengan para dukun untuk menangani penyakit yang sulit disembuhkan secara medis. Kolaborasi ini memperkuat legitimasi pengetahuan lokal, dan membuka jalan bagi riset lebih lanjut yang mengintegrasikan pengobatan tradisional dengan pendekatan medis modern.


Kesimpulan

Keanekaragaman tanaman obat di Jangkang berada dalam kondisi kritis. Tekanan terhadap habitat alami yang berasal dari pembukaan lahan dan pertambangan telah mengancam eksistensi banyak jenis tanaman berkhasiat. 


Tanaman-tanaman seperti air akar kuning, jerangau, dan talas hutan menjadi contoh penting betapa tradisi pengobatan Dayak masih memiliki kontribusi nyata dalam menjaga kesehatan masyarakat.


Pelestarian tanaman obat merupakan tanggung jawab kolektif, tidak hanya masyarakat adat, tetapi juga pemerintah dan dunia medis.


Rekomendasi

Untuk melindungi dan menghidupkan kembali kekayaan tanaman obat tradisional, direkomendasikan beberapa langkah konkret berikut:

1) Mendorong konservasi berbasis komunitas, dengan melibatkan masyarakat Dayak untuk menjadikan lahan milik mereka sebagai taman obat atau bank plasma nutfah lokal.

2) Melakukan riset ilmiah terhadap kandungan kimia tanaman obat untuk membuka peluang pengakuan di dunia medis.

3) Memperkuat kolaborasi antara dukun dan tenaga kesehatan, khususnya Puskesmas, guna mengembangkan sistem dokumentasi pengetahuan herbal.

4) Mengadakan edukasi dan kampanye pelestarian, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem demi keberlangsungan sumber obat alami.


Dokumentasi ini merupakan langkah awal untuk mengembalikan penghargaan terhadap kearifan lokal yang selama ini terpinggirkan oleh arus modernisasi dan eksploitasi alam.


.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama